Islam dan Neososialis Melawan Barat

NUKLIR IRAN


Sumber: Harian KOMPAS, Sabtu, 22 Mei 2010 | 05:01 WIB

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/22/05014042/.islam.dan.neososialis.melawan.barat.

Ada kesepakatan historis segitiga antara Brasil, Turki, dan Iran, Senin (17/5) di Teheran. Kesepakatan itu terkait pertukaran bahan uranium Iran ke Turki, dengan uranium dari Turki ke reaktor nuklir Iran. Kesepakatan ini menggeser konstelasi politik menyangkut isu program nuklir Iran.

Pra-kesepakatan itu, Iran berdiri sendiri menghadapi Barat. Iran sebelumnya dipaksa mengirim uranium biasa ke Rusia dan Perancis, dan kemudian kedua negara itu memasok uranium yang sudah diperkaya ke Iran.

Pasca-kesepakatan, Iran tidak lagi sendirian, melainkan bersama Brasil dan Turki menghadapi Barat. Bahkan, Brasil dan Turki kini berada di garis depan membela kesepakatan segitiga tersebut. Perbedaan pendapat antara Brasil-Turki di satu pihak dan AS-Barat di pihak lain tak terelakkan lagi.

PM Turki Recep Tayyip Erdogan, Kamis, menegaskan, Iran telah melakukan apa yang semestinya dan masyarakat internasional hendaknya menghargai apa yang dilakukan Iran.

Namun, Presiden AS Barack Obama dalam percakapan telepon dengan PM Turki Recep Erdogan menyampaikan, pembahasan rancangan sanksi baru terhadap Iran di forum DK PBB akan terus berlanjut walau ada kesepakatan segitiga itu.

Para analis dan media Timur Tengah menyorot pertarungan baru antara Brasil-Turki dan AS pasca-kesepakatan segitiga itu. Koran Turki berbahasa Inggris Turkish Weekly edisi hari Kamis menulis, keberanian Turki berbeda pendapat dengan AS soal isu nuklir Iran adalah karena kondisi ekonomi Turki yang kini sangat kuat.

Kapasitas Brasil juga tidak jauh berbeda dari Turki. Brasil di bawah Presiden Luiz Inacio Lula da Silva berhasil membangun perekonomiannya secara fantastis. Presiden Lula da Silva berlatar belakang ideologi kiri (Neososialis) leluasa berhubungan erat dengan para pemimpin anti-Barat, seperti Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Kedekatan hubungan Lula da Silva dan Ahmadinejad, berandil besar pada tercapainya kesepakatan segitiga di Teheran hari Senin lalu itu.

Secara strategis, kesepakatan segitiga itu merupakan refleksi koalisi gerakan Islamis (Iran dan Turki) dan Neososialis (Brasil) melawan hegemoni Barat, serta tuntutan terbentuknya kemitraan (menolak unilateral Barat) di antara semua kekuatan di dunia ini dalam menghadapi persoalan besar. (mth)

Top of Form

Share on Facebook

A A A http://www.kompas.com/data/images/icon_print.gifhttp://www.kompas.com/data/images/icon_mail.gif

Bottom of Form

Ada 2 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda

wahyudin @ Sabtu, 22 Mei 2010 | 10:15 WIB
kapan ya Indonesia sebagai negara Islamis-Sosialis BERANI melawan Imperialis-kapitalis seperti Brasil,Turki, dan Iran.

wahyudin @ Sabtu, 22 Mei 2010 | 10:14 WIB
kapan ya Indonesia sebagai negara Islamis-Sosialis BERANI melawan Imperialis-kapitalis seperti Brasil,Turki, dan Iran.

by Yus Ruslan Achmad. No Comments
Leave a Comment

About this blog