TAJUK RENCANA Dampak Global Krisis Eropa

Sumber: Harian KOMPAS, Sabtu, 22 Mei 2010 | 04:37 WIB

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/22/04371948/tajuk.rencana

Perekonomian dunia kembali diguncang ancaman bahaya dan ketidakpastian akibat krisis ekonomi Yunani yang berpotensi menyebar ke seluruh Uni Eropa.

Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa kali gelombang kejatuhan harga saham melanda pasar saham global. Pekan ini, pasar saham Asia, termasuk Indonesia, pun tak luput mengalami anjlok tajam, menyusul kejatuhan indeks paling tajam di Wall Street dan Eropa dalam setahun terakhir, Kamis lalu. Berbagai pakar dan lembaga mengingatkan potensi dampak terhadap perekonomian dunia.

Kepanikan di pasar dipicu oleh kekhawatiran terjadinya efek domino krisis utang Yunani yang berpotensi menyebar ke negara-negara paling lemah di zona euro seperti Portugal, Irlandia, Spanyol, dan Italia yang memiliki problem struktural ekonomi sama seperti utang dan defisit fiskal yang kronis. Krisis juga bukan tidak mungkin menyebar ke seluruh perekonomian UE karena keterkaitan erat perbankan, mata uang, perdagangan, dan memukul dunia yang belum sepenuhnya pulih dari krisis global 2008.

Pasar tampaknya tak mampu diyakinkan oleh komitmen para pemimpin UE untuk membendung potensi meluasnya krisis Yunani. Sejauh ini UE gagal menunjukkan kekompakan. Langkah Jerman yang secara sepihak memberlakukan larangan transaksi short-selling ditangkap sebagai cermin lemahnya kepemimpinan di UE dan ketidaksiapan Jerman dan perekonomian kuat lain di UE untuk melangkah lebih jauh guna membendung krisis.

Perkembangan di Eropa ini menciptakan ketidakpastian baru dalam perekonomian global. Di Yunani dan Spanyol, langkah pengetatan fiskal untuk mencegah memburuknya krisis memicu aksi protes dan mogok di sejumlah wilayah dan membuat berbagai pelayanan publik lumpuh.

Kondisi ini mengingatkan kita pada krisis Asia 1997. Sekarang ini UE ibarat berkejaran dengan waktu. Yang mereka hadapi adalah krisis yang terus memburuk dan persepsi pasar yang sering kali tidak rasional. Situasi ke depan tampaknya akan sangat bergantung pada seberapa jauh dan sigap langkah yang diambil untuk membendung krisis, respons kebijakan dalam negeri Yunani, kesediaan berkorban masyarakatnya, dan reaksi pasar atau investor.

Sejumlah negara UE sendiri dihadapkan pada resistensi pembayar pajak dalam negeri untuk berpartisipasi dalam penalangan. Kekhawatirannya, dana siaga 750 miliar euro yang dikucurkan Dana Moneter Internasional dan Uni Eropa pun tak akan mampu membendung gagal bayar, penyebaran krisis, dan kepanikan pasar. Jika ini terjadi, guncangan lebih besar bakal terjadi.

Dalam kondisi seperti ini, yang bisa kita lakukan hanya memperkuat benteng pertahanan ekonomi di dalam negeri. Karena, meski pengaruh langsung krisis Yunani pada Indonesia kecil, dampak—baik positif maupun negatif— masih bisa terjadi melalui berbagai saluran: pasar uang, pasar saham, perdagangan, dan investasi.

Posted in , , , by Yus Ruslan Achmad. No Comments
Leave a Comment

About this blog