Utang Membuat Warga AS Stres

Keluarga Peras Pengeluaran


Sumber: Harian KOMPAS, Selasa, 1 Juni 2010 | 03:24 WIB http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/01/03243893/utang.membuat.warga.as.stres

Washington, Senin - Keadaan perekonomian yang masih karut-marut di AS membuat warganya khawatir atas utang mereka. Masalah utang ini menjadi momok, termasuk bagi mereka yang sudah memiliki dasar finansial yang kuat. Demikian menurut hasil sebuah jajak pendapat.

Jajak pendapat itu dilakukan Associated Press (AP) dan GfK, dan dipublikasikan hari Minggu (30/5). Memang ada lapangan kerja baru yang dihasilkan, tetapi kekhawatiran soal utang dan pengetatan ikat pinggang masih terjadi.

Sekitar 46 responden merasakan tekanan terkait utang. Separuh responden menggambarkan keadaan stres mereka sebagai ”cukup berat”. Ada 53 persen yang mengatakan hanya merasa sedikit stres atau tidak stres sama sekali.

Hal ini masih selaras dengan jajak pendapat serupa tahun lalu walaupun ada sedikit perbaikan. Perekonomian tumbuh dan membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, banyak rumah tangga berhasil memperbaiki keadaan keuangan.

Tahun lalu, perekonomian tidak bertumbuh, banyak pengurangan pekerja, dan bisnis yang harus berjuang mempertahankan hidup untuk melawan resesi yang terburuk sejak tahun 1930-an.

Jajak pendapat AP-GfK menunjukkan, hanya 20 persen responden yang mengatakan perekonomian lebih baik, tahun lalu hanya 15 persen yang mengatakan perekonomian membaik.

Cynthia Bryant (73) stres karena tagihan sehubungan dengan biaya pemeriksaan kesehatan. ”Saya sebenarnya memerlukan mobil yang berbeda, tetapi tidak sanggup membelinya. Saya harus memerhatikan setiap sen yang masuk,” ujar Bryant, agen pembelian di sebuah perusahaan komputer sebelum dia pensiun. Bryant yang tinggal di pinggiran Denver, Colorado, mendapatkan pensiun yang kecil, sementara pengeluaran naik pesat.

Ken Goldstein—ekonom pada Conference Board, sebuah kelompok riset—mengatakan, tingkat stres sangat tergantung pada keadaan individu. ”Ini soal apa yang terjadi atas pekerjaan, rumah, dan mobil saya,” katanya.

Berhemat

Christina Standridge (33) dari Milwaukee stres karena utang, termasuk cicilan mobil. Standridge dipecat dua kali dari pekerjaannya tahun lalu. Dia juga menerima gaji yang menurun. Dia sangat khawatir kehilangan pekerjaan sebagai asisten administratif pada perusahaan perancang sistem pembuangan air. Suaminya yang bekerja di pabrik mesin memiliki seorang anak perempuan. Keluarga ini mengetatkan ikat pinggang.

Warga AS telah terjerembap utang. Rata-rata utang kartu kredit sebesar Rp 35 juta walau sudah turun dari Rp 45 juta tahun lalu.

Keluarga dengan pendapatan di atas Rp 460 juta (50.000 dollar AS) memangkas utang kartu kredit hingga separuh. Walaupun demikian, tingkat stres mereka belum terlalu berubah. Keluarga berpenghasilan di bawah 50.000 dollar AS hanya dapat memangkas sebagian kecil utang dan tingkat stres semakin meningkat.

Jumlah utang rumah tangga turun 1,7 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 13,5 triliun dollar AS, menurut bank sentral AS. Penurunan tersebut adalah penurunan tahunan pertama sejak tahun 1945. Rata-rata beban utang warga AS sekitar Rp 404 juta yang terdiri dari utang rumah, kartu kredit, utang mobil, serta utang konsumsi lain. Jumlah itu lebih besar dibandingkan jumlah utang tahun 1980-an ketika tingkat pengangguran mencapai 10 persen. Pada tahun 1982, utang rata-rata hanya Rp 129 juta. (AP/joe)

Posted in , , by Yus Ruslan Achmad. No Comments
Leave a Comment

About this blog