Jerman Larang "Short Selling". Reformasi Sektor Keuangan di AS Juga Belum Tuntas

Sumber: Harian KOMPAS, Kamis, 20 Mei 2010 | 04:01 WIB http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/20/04014530/jerman.larang.short.selling

http://www.kompas.com/data/photo/2010/05/20/3824086p.jpg

AFP/DDP/MARIO VEDDER

Seorang pialang berbicara lewat telepon di depan papan pengumuman perkembangan harga-harga saham di Frankfurt am Main, Rabu (19/5). Bursa di seantero Eropa berjatuhan karena kepanikan pasar menyusul pengumuman Jerman yang melarang naked short selling.


Berlin, Rabu - Jerman mengumumkan pelarangan naked short selling obligasi. Pelarangan ini ditanggapi beragam, termasuk oleh Perancis dan Inggris. Para pelaku pasar bereaksi negatif karena khawatir keadaan perbankan Eropa.

Bafin, badan pengatur pasar sekuritas Jerman, melarang perdagangan short selling terhadap beberapa jenis surat berharga, khususnya obligasi pemerintah dari 16 negara di zona euro, pengguna mata uang euro. Pelarangan berlaku mulai Selasa tengah malam.

Naked short selling adalah sebutan bagi tindakan spekulan menjual surat berharga yang tidak mereka miliki dengan prediksi harga surat berharga itu akan turun. Jika harga surat berharga itu kemudian anjlok, mereka dapat untung.

Aksi naked short selling terhadap obligasi pemerintah zona euro semakin marak akhir-akhir ini. ”Gejolak yang luar biasa sedang terjadi pada obligasi negara zona euro,” demikian pernyataan Bafin memberikan alasan larangan tersebut.

Menteri Ekonomi Perancis Chistine Lagarde menyatakan keberatan dengan langkah itu, yang bertujuan mengurangi aksi spekulasi obligasi Uni Eropa. Lagarde mengatakan, langkah itu seharusnya dikonsultasikan dengan negara lain lebih dulu.

Badan Pengawas Pasar Modal Inggris (Financial Service Authority/FSA) mendukung Jerman untuk menumpas perdagangan spekulatif. Namun, jubir FSA menolak berkomentar ketika ditanya apakah Inggris akan memberlakukan hal serupa.

Harga saham-saham di Eropa dan bursa di belahan dunia lain melemah, Rabu (19/5). Kurs euro juga kembali mencetak rekor terendah dalam empat tahun terakhir karena terpukul oleh langkah tiba-tiba Jerman.

”Pasar keuangan Eropa jatuh lagi setelah investor panik karena Jerman membatasi short sell, tetapi negara lain di Eropa tidak mau ikut dalam kebijakan ini,” kata ekonom Kepala Bank Mandiri Mirza Adityaswara.

Indeks saham di bursa London melemah 2,3 persen, Frankfurt (Jerman) berkurang 2,59 persen, dan Paris kehilangan 2,84 persen. Kurs euro terhadap dollar AS melemah lagi menjadi 1,2144 dollar AS, menyentuh titik terendah sejak 17 April 2006.

”Reaksi yang tiba-tiba dari Angela Merkel membuat pelaku pasar bingung,” kata pialang senior dari ETX Capital, Manoj Ladwa, di London.

Sesama Demokrat ribut

Sementara itu di AS, para senator dari kubu Demokrat berbeda pendapat mengenai rancangan undang-undang reformasi yang akan mencapai tahap final dalam beberapa hari ini.

Selisih paham terjadi antara Christopher Dodd dan Blanche Lincoln, keduanya adalah tokoh penting di sebuah komite Senat AS. Hal ini menyiratkan akhir perjalanan reformasi keuangan di AS sulit ditebak.

Dodd, pemimpin perancang RUU ini, menawarkan kompromi, yakni menghapus proposal yang dibuat oleh Lincoln yang mendesak bank-bank besar memisahkan bidang perdagangan derivatif dari operasi inti mereka.

Lincoln yang akan menghadapi pemilihan ulang di negara bagiannya, Arkansas, mengatakan, ”Akan terus berjuang untuk melawan setiap upaya yang akan melemahkan usulannya.”

Wall Street melawan usulan Lincoln. Selain proposal dari Lincoln, RUU itu juga akan mengarahkan pasar untuk lebih transparan dan dapat diandalkan seperti dalam bidang perdagangan elektronik dan lembaga kliring. Provisi ini diharapkan dapat diterima.

Melalui pemilihan 57 suara setuju dan 38 menolak, Senat akhirnya menolak pelarangan satu jenis kontrak derivatif yang disebut naked credit default swap (CDS). Transaksi derivatif ini sangat menonjol menjelang krisis finansial terjadi di AS. Dodd kemudian mengusulkan pelarangan sebagian CDS, sebuah instrumen surat utang yang juga jadi ajang utama bagi para spekulan.

(AP/AFP/Reuters/joe)

Leave a Comment

About this blog